JAKARTA.SWARAWANITA NET.-Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia hari ini (20/11) mengumumkan para pemenang EU Social DigiThon 2021, yaitu kompetisi untuk mencari solusi berbasis teknologi untuk mengatasi perundungan digital pada anak. Para pemenang tersebut adalah: Juara Pertama: Tim SHARE Platform dengan aplikasi yang dirancang untuk melaporkan, menanggapi, dan menyelesaikan kasus perundungan;
Juara Kedua:Tim GOTCHA dengan one-stop solution yang menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak; Juara Ketiga: Tim KINCIR, dengan browser extension untuk menyensor konten berbahaya; dan Tim SRG dengan KindBoard, filter keyboard yang memeriksa cyberbullying di semua platform. Proposal yang luar biasa dari Tim KINCIR dan SRG menempatkan mereka berdua di tempat ketiga ex aequo. Sebagai bagian dari rangkaian acara EU4HumanRights untuk memperingati Hari Hak Asasi Manusia Internasional 2021, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia meluncurkan kompetisi EU Social DigiThon pada bulan September 2021. Kini dalam edisi keduanya, EU Social DigiThon 2021 bekerja sama dengan Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), Indonesian Cybercrime Combat Center (IC4), Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA), dan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia).
Hampir dua tahun semenjak pandemi, anak-anak termasuk di antara kelompok yang paling terkena dampak, dengan konsekuensi luas untuk kesejahteraan mereka. Kehidupan sehari-hari semakin bergeser ke ranah online dan walaupun memberikan peluang yang tak terbatas, juga melahirkan bentuk-bentuk kekerasan baru. Dengan latar belakang ini, EU Social DigiThon mengangkat tema “Mengatasi Perundungan secara Digital Terhadap Anak”, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini dan mempromosikan solusi yang ditawarkan oleh kaum muda Indonesia. Jumlah proposal yang diterima tahun ini mencerminkan betapa pentingnya masalah ini di Indonesia, dengan 105 tim terdaftar dan 29 proposal yang dipelajari secara mendalam oleh Dewan Juri. Setelah beberapa tahap penilaian, tim pemenang ditentukan berdasarkan kesiapan teknis dan potensi kegunaan proposal mereka. “Pandemi COVID-19 telah menunjukkan bagaimana krisis mengganggu kehidupan anak-anak, di negara mana pun mereka tinggal. Pergeseran aktivitas ke ranah digital menghadirkan peluang untuk belajar, tetapi juga menghadirkan tantangan baru, termasuk perundungan digital. Uni Eropa percaya bahwa tindakan ekstra.
Diperlukan untuk melindungi anak-anak dan remaja di dunia digital, dengan tetap melindungi hak mereka untuk mengakses internet untuk perkembangan mereka. Untuk tujuan ini, kami dengan bangga memperkenalkan empat inovator muda dari Indonesia yang diharapkan dapat mengatasi masalah cyberbullying melalui inovasi mereka,” ungkap Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Bapak Vincent Piket. Tahun ini, Dewan Juri terdiri dari lima orang, yakni Saiti Gusrini dari Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Fita Indah Maulani dari Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI), Ruby Alamsyah dari Indonesia Cyber Crime Combat Center (IC4), Oktavianus Ken dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia), dan Diena Haryana dari Yayasan SEJIWA. Pemenang dinilai berdasarkan orisinalitas ide, kreativitas, kegunaan dan efektivitas proposal yang diusulkan, serta kesesuaian dengan prinsip perlindungan anak, kesetaraan gender, inklusi sosial, dan no harm. Para pemenang mendapatkan dukungan dana untuk mewujudkan gagasannya menjadi kenyataan. Pemenang pertama akan menerima dana senilai Rp 50 juta, pemenang kedua senilai Rp 30 juta, dan dua tim di posisi pemenang ketiga masingmasing akan menerima dana senilai Rp 20 juta. Keempat pemenang juga akan mengikuti program mentoring bersama pakar dari negara Eropa.
PROFIL PEMENANG KOMPETISI EU SOCIAL DIGITHON 2021 Pemenang Pertama Tim Share Platform Nama Proyek: “Share Platform” Nama Anggota Tim: Agita Pasaribu, Rima Widyasari, Salma Alzahra Telah menciptakan dan mengelola platform sebagai tempat mengadukan kasus perundungan, menyediakan forum diskusi, serta konsultasi, untuk kemudian diterima oleh guru untuk ditindaklanjuti dengan tetap menjaga kerahasiaan dan data pelapor. Laporan akan ditindaklanjuti oleh guru, orangtua, serta tenaga ahli, sehingga siswa mendapat dukungan psikologis yang tepat. Share Platform mampu memberikan tanggapan cepat terhadap laporan, dan dapat memfasilitasi diskusi secara pribadi melalui fitur chat, audio dan video call.
Pemenang Kedua Tim GOTCHA Nama Proyek: “GOTCHA” Nama Anggota Tim: Miftaahul Jannah, Rafly Nurfallah Agusman GOTCHA adalah sebuah platform yang dilengkapi dengan fitur yang mampu memberikan pop-up warning pada setiap kata-kata kasar yang muncul, report button untuk melaporkan tindakan yang meresahkan dibantu oleh praktisi yang berkompeten, indikator yang menunjukkan nilai pengguna dalam berkegiatan di media sosial, khususnya dalam penggunaan kata-kata, serta laporan yang dapat diakses orangtua terkait skor atau peringkat anak dalam menggunakan media sosial, serta panduan orangtua dalam mengawasi anak. Pop-up warning mengajarkan anak untuk berpikir dua kali dalam memposting sesuatu. Targetnya adalah orangtua, guru dan insitusi pendidikan formal, termasuk tempat kursus.
Pemenang Ketiga Tim KINCIR App. Nama Proyek: “KINCIR (for Kinder Children) Aplikasi Deteksi Konten Kasar pada Browser” Nama Anggota Tim: Ibrahim dan Rania Tim mengusulkan penggunaan browser extension yang membantu orangtua melindungi keamanan anak terkait posting konten di media sosial, yang ditargetkan untuk Google Chrome dan Mozilla Firefox, yang merupakan 80% dari total pangsa pasar browser di Indonesia.. Aplikasi ini mampu mendeteksi ucapan yang kasar, melakukan penyensoran, dan mencegah pengiriman posting dengan kata-kata buruk. Dengan adanya penyensoran ini, eksposur anak dapat dikurangi. KINCIR diharapkan dapat digunakan oleh orang tua yang anaknya aktif menggunakan internet.
Tim SRG
Nama Proyek : “Keyboard Filtering and Parental Control (Kindboard)”
Nama Anggota Tim: Kristo Abdi Wiguna, Dimas Shidqi Parikesit, Ariq Athallah Budi Ramdhany
Tim mengusulkan penciptaan sebuah aplikasi keyboard yang mendorong anak-anak untuk berkata-kata positif
dengan menganalisis teks yang mengandung unsur perundungan dan memberikan jalur pengawasan bagi
orangtua. Kindboard mengandung fitur Profanity Checker yaitu dimana pengguna mendapatkan peringatan
bila menggunakan kata-kata bullying. Aplikasi juga dilengkapi fitur parental control yaitu email dari Kindboard
yang ditujukan ke orangtua saat anak menggunakan kata-kata mengandung bullying sehingga orangtua
selanjutnya dapat lebih mendampingi dan mengedukasi anak untuk berkata-kata lebih baik. Gagasan ini akan
bekerja di berbagai aplikasi yang digunakan anak-anak, selama fitur keyboard digunakan. (red)
0 Komentar