Binus Jakarta Gelar Pembinaan Desa Wisata di Pasirmulya


KAB BANDUNG.SWARAWANITA NET.-Guna mendorong Desa Pasirmulya menjadi desa wisata, Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta melakukan pembinaan terhadap Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Pasirmulya, Kecamatan Banjaran, Kab. Bandung.Rabu 23/12/21

Saat ditemui awak media Swarajabar Sekdes Pasirmulya Sutisna mewakili Kades, mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan selama 3 hari, yakni dari 20 sampai 23 Desember 2022 guna mendorong Desa Pasirmulya menjadi desa wisata.

“Ilmu-ilmu atau teknis dari binus melalaui Pokdarwis, ada 3 kegiatan di tempat berbeda, yakni Kampung Wangun, Gedung budaya di aula, dan SD Sinarpagi,” tuturnya.

Sekdes menjelaskan di pilih Kampung Wangun karena ada tiga jenis kopi di Pasirmulya dari mulai kopi wangun, kopi puntang dan intina kopi.

“Kemudian di Desa lebih condong ke sosialisas edukasi dan pelatihan kepada masyrakat yang diwakili oleh RW, BPD, Perangkat Desa, Karang Taruna, Kader inti. Selanjutnya di sekolah adalah edukasi dari mahasiswa Binus kepada pelajar dan guru-guru SD Sinarpagi,” ujarnya.


Di tempat yang sama, Ketua MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), Retno Dwanti mengatakan,  dimana Kami dari Binus mengajukan proposal untuk bisa melaksanakan kegiatan hasil riset yang kemudian dilaksanakan dalam proses pendampingan kemasyarakatan.

“Program ini didanai oleh Kemendikbud Ristek Dikti, program ini adalah mengajak mahasiswa dan juga dosen untuk giat melakukan riset, setelah melaksanakan riset yaitu ada hasilnya, salah satu riset ini kebetulan saya juga melakukan penelitian dosen school business di Binus University, untuk program studinya adalah global business marketing,” tuturnya.


Ia menjelaskan, ketika saya melakukan riset yang kebetulan saya juga praktisi untuk di bidang CSR (Corporate Social Responsibility), dalam hal ini saya juga berkontribusi terhadap pengembangan kepariwisataan, saya turut terpanggil untuk bisa mengembangkan desa wisata yang saat ini menjadi program pemerintah, dimana untuk proses percepatan klasifikasi desa wisata itu ada yang disebut desa wisata rintisan, berkembang, maju mandiri.

“Ketika saya menjadi pemerhati desa wisata, untuk Desa Pasirmulya yang sudah sering kita kembangkan, desa wisata ini mulai dari 2017 sampai sekarang ini, akhirnya banyak sekali perkembangan-perkembangan dan kita ingin suatu desa itu tumbuh berkembang,

Untuk tumbuh dan berkembang, saat sekarang yang dilakukan oleh pemerintah adalah banyak sekali untuk melakukan pelatihan-pelatihan SDM nya. Dan dan informasi-informasi  masalah fariwisata melalui bantuan  universitas Binus dalam hal ini  kelompok saya merasa terpanggil untuk ikut serta memberikan penerangan pencerahan sosialisasi kepada warga masyarakat atau untuk kegiatan-kegiatan dilokasi wisata itu untuk warga masyarakat yang ada di kampung pasir mulya khususnya untuk wilayah kampung Budaya kampung Hakulah bisa lebih memahami cara  membangun bagaimana caranya mengevaluasi suatu klasifikasi desa pada percepatannya,

Kalau misalnya Pasir Mulya ini kita mulai memiliki ide-ide bagaimana caranya untuk bisa menjadi desa rintisan, harapannya ada standar nasional yang terpenuhi oleh kegiatan-kegiatan Pokdarwis dilakukan kegiatan-kegiatannya, kemudian di evaluasi lewat aplikasi,” paparnya.


Lebih lanjut kata dia, aplikasi ini adalah hasil riset saya yaitu progressive and apps, kami membuat aplikasi tadi fungsinya adalah untuk dapat memonitoring evaluasi terhadap kinerjanya suatu desa, kalo missal Pokdarwis nya aktif, mereka mampu untuk terus menerus berkelanjutan bisa mengembangkan program-program nya, maka tentunya akan banyak sekali yang bisa di upload di aplikasi tadi.

“Dan itu akan menjadi bukti bahwa mereka memang memenuhi banyak sekali standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi standar yang diterapkan oleh pemerintah itu terdiri atas delapan elemen untuk melakukan pengukuran klasifikasi desa wisata.

Delapan elemen tadi masih terbagi lagi menjadi 23 sub variable, dari 23 itu terbagi lagi menjadi 79 indikator, inilah yang kita masukan di dalam aplikasi tadi, dan dinilai oleh stakeholder lima elemen yang mendampingi desa yang pasti adalah komunitas-"pungkas nya " ( Dian .S)

Posting Komentar

0 Komentar