Cianjur.Swara Wanita Net.-Tenaga medis menjadi garda terdepan dalam upaya menyelamatkan nyawa korban gempa di Kabupaten Cianjur.
Kisah tenaga medis bantu warga pengungsian ini diceritakan oleh tim paramedis yang ikut andil bersama Jabar Quick Response (JQR) dalam penanganan darurat bencana khususnya kesehatan.
Mereka tersebar di beberapa desa masuk kepelosok perkampungan yang belum terakses atau terjamah bantuan khususnya kesehatan seperti Desa Cibulakan, Desa Gasol, Desa Benjot dan Desa Barukaso.
Diceritakan Muthia Utami, dirinya bersama satu timnya mengaku sangat diterima oleh warga pengungsian di sana, sebab, mereka merupakan relawan yang pertama mengunjungi pengungsian yang berlokasi di Desa Gasol, Kecamatan Cugenang.
“kita relawan pertama yang datang kesitu pertama memberikan pengobatan, mereka mengungsi di persawahan gitu,” ungkap Muthia
Saking senangnya, Muthia mengungkapkan warga pun ikut membantu mendirikan tenda untuk medis. Walau jujur, Muthia yang pertama kali turun menjadi tim medis, awalnya merasa khawatir.
“Kebencanaan ikut relawan tim medis ini baru pertama kali, pengalaman pertama awalnya khawatir tapi setelah melewati ya jadi terbiasa. Pengalaman ini tidak bisa dilupakan, saya sangat terketuk hati melihat warga tidur di tenda, ada yang nangis kehilangan sanak saudaranya,” ungkaapnya.
Hal sama dirasakan juga oleh Fauziah, dirinya sempat ke pengungsian warga yang tinggal di kendang kambing. Kata Fauziah mereka terpaksa harus tinggal di pengungsian kambing karena lebih aman.
“Saya masih terbawa suasana melihat warga harus mengungsi ke pengungsian ternak kambing, sedih juga melihat warga tinggal disana, bayi dan lansia yang terpaksa tinggal disana,” ungkap Fauziah.
Fauziah pun memberikan anjuran kepada para ibunya untuk mengungsi ke lebih aman dan nyaman agar kesehatan bayinya tetap sehat.
Sementara itu, cerita lain dari Iqbal dan Jalal, mereka dihadapkan seorang ibu yang akan melahirkan di pengungsian dan jauh dari rumah sakit. Beruntung setelah ditolong JQR, ibu yang diketahui bernam Nurjanah bisa di rujuk ke rumah sakit dan tak berselang lama berhasil melahirkan buah hatinya.
“Saya tiga hari tinggal di posko bersama Jalal, Muthia dan Fauziah. Tinggal di sana 3 hari, namun di hari kedua mendapati ibu hamil kontraksi hebat, akses pengungsian ke akses kesehatan sangat jauh. Posko jalan setapak, terus ada reruntuhan relawan bawa tandu agak kesusahan saat evakuasi bu Nurjanah. Alhamdulillah kita tanggap cepat, 15 menit sudah sampai ke RS dan kemudian lahir normal melahirkan bayi laki-laki,”ungkapnya.(*)
0 Komentar