Latar Belakang Jamu di Cirebon


Cirebon.Swara Wanita Net.-

Oleh Jeremy Huang Wijaya
       

 Bisnis Jamu tahun 1911 an di Cirebon adalah bisnis yang populer di Cirebon.
       Cirebon tahun 1911 dilanda wabah typus, Sejak tahun 1911, wabah tifus mulai merambah ke daerah pedalaman di Cirebon. Kenyataannya, pola hidup kumuh dan higienitas rendah membuat wabah menjadi pesat. berdasarkan koran yang terbit saat itu, yaitu Koran Het nieuws van den dag voor Nederlandsch Indie yang terbit 10 Februari 1913, menuliskan tentang wabah typus yang terjadi mulai bulan April 1911.

Pada lembar ke-2 koran itu menulis Typhus te Cheribon. Kalimat itu seketika tenar di seluruh jagat Hindia Belanda yang mengakses koran itu. Cirebon dilanda wabah typus selama 2 tahun berturut-turut.

     Wabah typus menyebar ke daerah Kuningan, Majalengka, dan Indramayu, bahkan Cikampek di sebelah barat Cirebon dan Brebes di sebelah timurnya.
        April 1913 koran tersebut tidak memberitakan lagi tentang merebaknya wabah typus.
        penyakit typus yang mulai melanda masyarakat di awal bulan April 1911 dan ada wabah pes yang baru berakhir di bulan April 1933.
        Selain typus, dan pes ada juga wabah Malaria di Cirebon yang terindikasi muncul sekitar tahun 1903-1930. Saat itu Pemerintah Kolonial Hindia Belanda melalukam kerja paksa membuat bentangan sungai salah satunya Kali Bacin kira kira saat ini sekitar jalan merdeka dan Pengampon Cirebon. Kali Bacin di fungsikan sebagai daerah resapan sebelum dibuang ke laut.
       Koran Bintang Tjirebon 12 Mei 1914 memberitakan penyakit malaria yang ada di Cirebon karena lingkungan kotor tidak mendapat perhatian dari pemerintah Kolonial Hindia Belanda.
        Koran Bataviaasch Nieuwsblad tahun 1915 juga memberitakan Penyakit tersebut disebabkan oleh keadaan lingkungan yang berawa-rawa, tidak terawat, penuh sampah, dan kotor.
       Sejak tahun 1911 warga mulai membaca kitab-kitab klasik warisan nenek moyang mereka tentang "cara meracik ramuan herbal untuk menyebuhkan berbagai penyakit," pungkasnya. Cara ini agaknya lebih efektif untuk menurunkan angka penyebaran tifus di Cirebon.
      Warga Tionghoa yang tinggal di Cirebon tahun 1911 mulai berbisnis bahan jamu tradisional, seperti Temu Lawak, Kunyit, Sambiloto, temu ireng, cengkeh, kapol, brotowali, secang, kayu manis, adas, jintan hitam, pulosari, jahe, dan lain lain.
        Mereka awalnya bereksperimen mencoba membuat ramuan untuk anggota keluarganya yang sakit, kemudian ketika sembuh akhirnya mereka pasarkan jual ke masyarakat.
      Sejak 1911 di jalan pasar pagi, Siliwangi, karanggetas, pandesan, Pasuketan, Winaon, Lemah Wungkuk, Pasuketan, Pekiringan bermunculan toko jamu pemiliknya warga Tionghoa. Kita mengenal Jamu Ny Idep Pasar Pagi Cirebon yang didirikan oleh Arniti dan Kwee Kwan Soen, Jamu Otik di Karanggetas sekarang Helia Foto, Jamu Ny So di Pandesan, Jamu Cap Naga, Jamu Santosa di Pekiringan, Jamu Kurnia di Pekiringan, Jamu Babah Ceot Adi di Pekiringan.
            Ramuan temu lawak, Kunyit dan Kayu Manis saat itu efektif dapat menyembuhkan penyakit typus, kemudian ramuan sambiloto, pule, brotowali, cengkeh, kunyit dan jahe efektif menyembuhkan penyakit malaria saat itu. Bidara Upas, kayu manis, daun saga, daun sariawan, adas pulosari, cengkeh kapol efektif untuk menyembukan penyakit TBC, paru paru dan sariawan saat itu.
           Sampai tahun 2008 ada 7 Penjual Jamu Tradisional yang di kelola warga Tionghoa yaitu Jamu Ny Idep Pasar Pagi Cirebon, Jamu Babah Adi Ceot di Karanggetas, Jamu Ny So di Pandesan, Jamu Santosa di Pekiringan, Jamu Kurnia di Pekiringan, Jamu di Winaon, dan Jamu Lemah Wungkuk Tetapi sayang saat ini hanya ada 4 penjual jamu tradisional yang bertahan Yaitu Jamu Santosa di kelola oleh Mey Ling di Pekiringan, Jamu Kurnia di Pekiringan di kelola oleh Monina Noviana adidjaja, Jamu Ny So di Pandesan, dan Jamu Lemah Wungkuk.
        Jamu Ny Idep karena Kwee San Nio anak dari Arniti dan Kwee Kwan Soen meninggal di Bandung tahun 2011. Tidak ada yang melanjutkan. Tetapi Jamu Ny Idep masih terima pesanan yang di ramu dan dibuat oleh Jeremy Huang Wijaya, anak dari Kwee San Nio, Cucu dari Arniti dan Kwee Kwan Soen. Sampai tahun Ini Jeremy Huang Wijaya masih menerima pesanan dari pelanggan setia Jamu Ny Idep Cirebon.
         Itulah sejarah jamu di Kota Cirebon

Posting Komentar

0 Komentar