Bandung.Swara Wanita Net.-
Oleh Jeremy Huang
画永恒的生命
Huà yǒnghéng de shēngmìng artinya Melukis Kehidupan Dalam Keabadian
3 Desember 2022 Air mataku membasahi pipi ketika pukul 20.00, mendapat kabar kepergian Tjutju Widjaya, salah seorang pelukis Kaligrafi mandarin.
Tjutju Widjaja seorang pekerja keras yang penuh cinta kasih hingga akhir hayatnya.
Tjutju Widjaja hingga akhir hayatnya mencintai profesinya sebagai dosen dan pelukis Chinese Printing.
Di Usia 79 tahun Tjutju Widjaja meraih gelar Doktor dari ITB, Tjutju Widjaja meraih gelar doktor pada Kamis, 10 Desember 2020. Ibu 6 anak ini mengangkat tema disertasi berjudul Representasi Feminisme Kelenteng Perempuan dan Zhai Ji (Pendeta Perempuan) di Bandung yang dibimbing oleh Prof. Dr. Setiawan Sabana MFA; Dr. Ira Adriati, M.Sn. serta Prof. Dr. Rudy Harjanto (Univ. Prof.Dr. Moestopo).
usia 67 tahun, Tjutju memperoleh gelar sarjana di bidang seni lukis dari Universitas Kristen Maranatha dan melanjutkan pendidikan magister dan doktoralnya di ITB pada tahun 2010 dan 2017.
Hingga akhir hayatnya Tjutju Widjaja selalu belajar. 4 Nopember 2022 saya menemani Beliau ke Pantai Indah Kapuk bertemu salah seorang pelukis Kaligrafi mandarin, disana beliau berdiskusi dan belajar kembali melukis kaligrafi mandarin kepada yang lebih muda. Tjutju Widjaja meraih gelar juara 2 Kaligrafi Mandarin Internasional di Shanghai tahun 2010.
26 Juli 2022, saya diminta Tjutju Widjaya menemani beliau pameran Lukisan di Galeri Nasional di Gambir Jakarta. Tjutju Widjaja terpilih bersama 300 pelukis se Indonesia dalam Pameran Lukisan di Galeri Nasional Gambir Jakarta.
Tjutju Widjaja bercerita kepada saya memiliki harapan untuk dapat pameran tunggal di Galeri Nasional Jakarta.
Tjutju Widjaja juga mengajar Kaligrafi Mandarin di Pondok Pesantren Darul Innayah Cisarua Kab Bandung
Tjutju Widjaja hingga akhir hayatnya selalu peduli dengan Pendidikan, Seni dan Sosial.
Selamat jalan Tjutju Widjaja kami kenang jasamu selalu. Terima kasih untuk pengorbanan dan pengabdianmu.
0 Komentar