Cimahi.Swara Wanita Net.-Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 21 Februari, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi menggelar serangkaian kegiatan, dimulai dari apel pagi yang dirangkaikan dengan simbolis penyerahan piagam proper kepada delapan perusahaan, pemberian kode QRIS Retribusi Persampahan, bantuan sembako kepada tenaga kebersihan dan supir sampah, serta simbolis pemberian motor sampah kepada RW 7 Kelurahan Melong. Sedangkan acara puncak adalah Pelatihan Kader RW Gerakan Orang Cimahi Pilah Sampah (GRAK OMPIMPAH) dan talk show mengenai pengelolaan sampah bekerja sama dengan Apindo.
Pembukaan Pelatihan Kader RW GRAK OMPIMPAH diselenggarakan di Gedung Technopark Kota Cimahi, pada Senin (20/02) dengan dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kota Cimahi,beberapa Kepala OPD, Camat dan Lurah lingkup Kota Cimahi, serta Kader Pilah Sampah sebanyak 1.248 orang peserta yang berasal dari seluruh kelurahan Kota Cimahi.
Rangkaian acara peringatan HPSN tingkat Kota Cimahi tahun 2023 sesuai dengan tema penyelenggaraan HPSN 2023, “Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat” dan sejalan dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup , kegiatan berfokus pada pengelolaan sampah yang dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya mencapai target zero emisi yang dilaksanakan melalui bulan peduli sampah nasional selama bulan februari melalui ragam kegiatan peduli sampah tingkat nasional dan daerah yang dilaksanakan oleh pemerintah, dunia usaha dan elemen masyarakat.
“Perubahan paradigma masyarakat terhadap sampah merupakan hal yang krusial dalam pelaksanaan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tutur Pj. Wali Kota Cimahi, Dikdik S. Nurgahawan takkala membuka acara.
Dikdik menjelaskan bahwa Kota Cimahi pernah memiliki pengalaman buruk soal sampah dengan tejadinya Tragedi TPA Leuwigajah pada tahun 2005 silam yang menjadikan Kota Cimahi di kenal dunia karena sampah. sampah masih menjadi masalah untuk kota cimahi, mengingat tingginya volume sampah yang dihasilkan masyarakat, mencapai ± 275,45 ton per hari, dengan kapasitas angkut ke tpa sarimukti hanya ± 165,2 ton, yang saat ini sering terkendala cuaca dan faktor teknis lainnya sehingga seringkali terjadi penumpukan sampah di TPS;
Untuk itu ia mengungkapkan fokus kegiatan Pemerintah Daerah Kota Cimahi untuk HPSN tahun 2023 adalah dengan membangun partisipasi masyarakat melalui pilah dan olah sampah dari rumah sebagai upaya mengurangi timbulan sampah ke TPA dengan program GRAK OMPIMPAH melalui pelatihan Kader Pilah Sampah dari setiap RW di Kota Cimahi yang akan mengedukasi, mengajak dan mengingatkan Masyarakat Kota Cimahi untuk memilah sampah dari rumah.
Dalam pelaksanaan pilih pilah sampah, masyarakat harus melihat sampah bukan sebagai suatu masalah, tetapi sebagai sesuatu yang bisa diolah menjadi material atau sumber daya yang bermanfaat, dan untuk dapat berdampak maka kegiatan ini membutuhkan partisipasi dari seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.
Program GRAK OMPIMPAH mengacu pada prinsip pemanfaatan kembali sampah atau yang biasa dikenal dengan nama 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) yang dilakukan melalui upaya-upaya yang cerdas, efisien dan terprogram, maka pengelolaan sampah dapat lebih efisien. Namun dalam perjalanannya, program 3R masih menghadapi kendala utama, yakni kesadaran masyarakat yang masih rendah untuk memilah sampah.
Dengan dilaksanakannya program GRAK OMPIMPAH ini diharapkan akan membantu Pemerintah Daerah Kota Cimahi dalam mengurangi timbulan sampah ke TPA melalui pilah sampah dari rumah dan menjadikan sebuah kebiasaan baik di masyarakat dalam mengatasi sampah.
“saya mengajak seluruh pihak dapat turut serta untuk mensukseskan program pilah sampah ini, serta sosialisasi dan edukasi tentang pemilahan harus disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat yang akan dilakukan oleh dinas lingkungan hidup dibantu oleh 1248 kader RW grak ompimpah”
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua hari dan dibagi menjadi tiga sesi. Para kader dari tiap RW di Kota Cimahi akan dilatih tata cara door to door education (DTDE) dan door to door collection (DTDC) dimana dalam pelaksanaannya para kader diharapkan mampu mengedukasi masyarakat di kawasannya untuk memilah sampah.(hms/budi)
0 Komentar