Puncak El Nino


Bandung.Swara Wanita Net.-
 

Oleh Jeremy Huang wijaya

Dikutip dari CNBC 31 Juli 2023 Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak adanya fenomena cuaca panas. Hal ini disebabkan adanya kejadian El Nino dan juga Indian Ocean Dipole (IOD) yang membuat suhu kemudian meninggi.
Fenomena ini pun berpengaruh terhadap industri pertanian tanah air, seperti yang disoroti media Singapura, Channel News Asia (CNA), Senin (31/7/2023). Media itu menggambarkan deretan wilayah RI yang terdampak cuaca panas. Desa Ridogalih di wilayah Jawa Barat. Dilaporkan sumur dan sungai yang berada di wilayah itu sudah mengering sejak bulan Juni lalu.

"Persawahan yang tadinya subur yang dulunya terhampar bagai lautan hijau sudah mulai berubah menjadi tanah gersang dengan batang-batang padi yang sudah layu mencuat dari permukaan tanah," tulis media itu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan rendah hingga sangat rendah di sebagian wilayah Indonesia pada musim kemarau kering tahun ini.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Radjab menjabarkan, kondisi curah hujan di tiap daerah berbeda-beda. Ada wilayah yang mengalami hari tanpa hujan antara 21-60 hari, ada pula yang lebih dari itu.

Curah hujan yang rendah ini dipengaruhi oleh dua fenomena yang saling menguatkan, yaitu El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif. Puncak musim kemarau kering ini diprediksi terjadi pada Agustus - September 2023
Fachri menjabarkan, wilayah dengan hari tanpa hujan antara 21-60 hari meliputi sebagian wilayah di Pulau Jawa, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Kemudian, ada pula daerah dengan hari tanpa hujan lebih dari 60 hari, meliputi Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
           Jika kita baca uraian di atas ada kemungkinan di daerah tersebut akan ada krisis air bersih. Oleh sebab itu pemerintah daerah harus mempersiapkan kelangkaan air bersih. Dan berharap para caleg dan parpol membantu warga setempat, jangan hanya pasang spanduk tetapi harus diwujudkan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mewanti-wanti ancaman ketidakpastian perekonomian global masih ada meski inflasi Indonesia turun lebih cepat ke 3,08 persen pada Juli 2023.

Ani, sapaan akrabnya, mengutip proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang meramal pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini sedikit lebih baik dari proyeksi April 2023 sebesar 2,8 persen yoy.

"Ketidakpastian ekonomi global tetap tinggi. Tekanan inflasi di negara maju masih relatif tinggi dipengaruhi oleh perekonomian yang lebih kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat. Diperkirakan akan mendorong kenaikan lebih lanjut suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk Federal Funds Rate (FFR)," kata Ani dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Menara Radius Prawiro OJK, Jakarta Pusat, Selasa (1/8). Hal ini harus jadi perhatian utama

Posting Komentar

0 Komentar