Bandung.Swara Wanita Net.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Akhir akhir ini banyak orang trauma menikah karena melihat pengalaman orang tuanya, dan ada juga yang trauma karena diselingkuhin pacar nya, padahal masih banyak yang mengharapkan cintamu.
"Ulah sieun mikacinta, ku sabab kantos ngarasa gagal, aya hiji jalmi diluaran ditu anu naros, sepertos kumaha rasana dimikacinta ku salira?"
(Jangan takut mencintai karena pernah merasa gagal, ada seseorang di luar sana yang bertanya, bagaimana rasanya dicintai olehmu?)"
"Pohokeun kenangan pait nu harita, ulah ngarasa sieun ngalewatan poe ayena. Lakukeun anu paling alus ayena. Berjuang pikeun manehna anu ku anjeun pikaresep."
(Lupakan kenangan pahit masa lalu, jangan merasa takut untuk melewati hari. Lakukan yang terbaik yang kamu bisa. Berjuang untuk dia yang kamu suka.)"
"Pilih hiji perkawis anu saluyu kana haté salira, sanajan kaayaan henteu mihak ka salira, yakin! kaayaan tangtos tiasa robah lamun salira tiasa ikhlas dina jero hate".
(Pilih suatu hal yang sesuai dengan hatimu, walau keadaan tidak berpihak kepadamu, yakin! Keadaan pasti akan berubah jika kamu bisa ikhlas dari dalam hati)
Banyak orang juga berkhayal dapat menuliskan namamu dilangit sebagai tanda kasih sayangnya kepadamu
"Namun abdi tiasa, abdi hayang nulis ngaran anjeun dina langit-langit nu loba bentangna nu endah itu, supaya kabeh jalma bisa nyaho eta gede pisan rasa pikanyaah abdi ka anjeun."
(Sebisa mungkin, aku ingin menulis namamu sebanyak-banyaknya di langit yang indah, sehingga semua orang bisa tahu betapa aku memencintaimu
Bukankah cinta itu timbul karena "Witing tresno jalaran soko kulino, kulinakno ngrasakne roso gen ngerti sejatineng roso kang sejati. Roso kang sejati dumunong ono ati."
(Cinta bersemi karena terbiasa, terbiasalah menggunakan hati nurani agar kita mengerti cinta sejati. Cinta sejati berasal dari hati.)"
"Tresno kui mergo ati ora bakal obah tumekanjing pati."
(Cinta itu karena hati tidak akan berubah sampai mati.")
Ada juga yang takut menikah karena takut hidup miskin jika menikah. Padahal Ada pepatah. Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?. pandanglah burung burung di langit yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung namun diberi makan dan dipelihara oleh Sang Pencipta
0 Komentar