Bandung.Swara Wanita Net.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
聪明人是既能读懂自然迹象,又不忘读历史的人
Cōngmíng rén shì jì néng dú dǒng zìrán jīxiàng, yòu bù wàng dú lìshǐ de rén artinya orang bijak adalah orang yang dapat membaca tanda tanda alam dan tidak lupa membaca sejarah
Gempa bumi yang kemarin terjadi di Garut, Jawa Barat pada 27 April 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa bumi Garut tersebut tergolong gempa bumi intraslab atau intraslab earthquake.
"Gempa selatan Jabar M 6,2 bukan gempa megathrust yang berpusat di bidang kontak antar lempeng, tapi gempa ini dipicu pecahnya batuan dalam lempeng Indo-Australia yang menunjam/tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia di selatan Jabar," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam cuitannya di X,
Semalam gempa di garut, dirasakan di Bandung, Cianjur, Tasikmalaya
"Ada beberapa naskah yang berisi Ramalan Jayabaya, antara lain Serat Jayabaya Musarar, Serat Pranitiwakya, dan lain sebagainya. Selain itu juga disinggung di Babad Tanah Jawi
Jayabaya pernah meramal kan banyak nya gempa di pulau Jawa.
"Akeh ingkang gara-gara. Udan salah mangsa prapti. Akeh lindhu lan grahana. Dalajate salin-salit. Pepati tanpa aji. Anutug ing jaman sewu, Wolung atus ta iya Tanah Jawa pothar pathir, Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna" Artinya "Banyak kejadian dan peristiwa alam maupun dalam kehidupan masyarakat manusia yang luar biasa. Gempa dan Gerhana, Musim penghujan tidak teratur dan sering datang dengan curah hujan tinggi (kebanjiran) hingga tidak ada curah hujan sama sekali (kekeringan)"
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut, sejumlah gempa di Pulau Jawa muncul dari sesar yang belum terpetakan. Karenanya, kewaspadaan diperlukan tak hanya pada sesar aktif besar seperti sesar Lembang atau sesar yang sudah dipetakan.
"Sesar-sesar di Jawa terlihat melewati kota-kota besar dengan infrastruktur yang sudah terbangun dan padat penduduk. Sesar-sesar di daerah lain yang sudah mulai terpetakan, perlu diteliti lebih detail," kata Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo dalam webinar Talk to Scientists 'Pemetaan Sesar Pulau Jawa serta Mitigasi Risiko Bencana Geologi', Rabu (3/4/2024)..
BRIN sedang melakukan penelitian , Banyuwangi. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan memetakan potensi risiko bencana gempa di wilayah tersebut,
Adapun sesar di Pulau Jawa yang sudah pernah diteliti dan dipublikasikan, yaitu:
Sesar Cimandiri
Sesar Lembang
Java Back-arc Thrust/Baribis-Kendeng
Sesar Opak
Sesar Mataram
Sesar Garsela
Sesar di Karangsambung
Sesar Pasuruan.
"Selain itu, juga dilakukan penelitian terhadap jalur Sesar Rembang-Madura-Kangean Sakala, Somorkoning. Terbukti aktif dilihat dari pergeseran morfologi dan trenching paleoseismologi,"
"Jawa Barat memiliki tiga sumber gempa, yaitu zona megathrust di selatan Jawa Barat, selatan Selat Sunda dan Sesar aktif di daratan. Terakhir sesar yang telah teridentifikasi adalah Sesar Baribis, Lembang dan Cimandiri.
Sesar Lembang adalah sesar aktif sepanjang 30 km di utara Kota Bandung yang memanjang dari barat ke timur, yang merupakan terusan dari ujung utara Sesar.
Adapun gempa hebat yang disebabkan Sesar Lembang terakhir kali terjadi pada abad ke-15, atau sekitar 500 tahun yang lalu. Kendati demikian, Sesar Lembang masih aktif hingga saat ini. Menurut hasil penelitian ilmuwan dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Sesar Lembang mengalami pergerakan setiap tahunnya. Lokasi yang dilewati Sesar Lembang dari daerah Padalarang, melewati Ngamprah, Cihideung, Lembang, Buktit Batu Lonceng (Cimenyan). Di bagian timur, Sesar Lembang melewati Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, hingga Kabupaten Bandung Barat. "Sebab, sesar ini memiliki potensi menyebabkan gempa berkekuatan magnituo 6.8 hingga 7. Oleh karena itu, kerusakannya diprediksi bisa sangat menghancurkan.""berpotensi terulang dalam periode 500 tahun. Sejarah mencatat "Kerajaan Pajajaran di Jawa Barat melalui Babad Galuh. Penobatan Prabu Siliwangi pada 1482 dibarengi dengan terjadinya gempa bumi.
"Uit Cheribon\'s Geschiedenis disusun oleh Dr. E.C. Godde Molsbergen, seorang petugas arsip negara di Batavia, merekam peristiwa gempa bumi tahun 1847 menghancurkan bebeberapa bangunan pemerintahan, terutama gedung karesidenan. Lebih lanjut, tercatat tanggal 25 Oktober dan 29 November 1875, gempa juga terjadi di wilayah Kuningan. Tanah longsor dari Gunung Ciremai dan beberapa jembatan hancur."
"Gempa Cirebon pada 16 Oktober 1847 intensitas VII MMI menyebabkan lebih dari 200 rumah rusak."
"Gempa Cirebon pada 30 November 1853 intensitas VI MMI menyebabkan banyak rumah rusak."
"Gempa Cirebon pada 16 Juni 1971 menyebabkan beberapa rumah rusak."
"Gempa Cirebon Magnitudo 4,2 pada 11 Desember 2020 menyebabkan 25 rumah rusak,".Sejarah gempa Cirebon yang pernah dimuat Nautical Megazine dan disebutkan terjadi pada April 1848."sebanyak 26 kejadian gempa merusak dengan 3,3 hingga 7,3 SR di wilayah Jawa Barat pada periode 1963 hingga 2018. Intensitas maksimum yang dapat ditimbulkan mencapai VIII MMI."
Mungkin sesudah ini akan ada beberapa gempa lain, dan mungkin akan terjadi gempa skala besar
0 Komentar