Bandung.Swara Wanita Net.-
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Ada pepatah Tiongkok berkata 领导者必须能够为他们所领导的人民创造天堂
Lǐngdǎo zhě bìxū nénggòu wèi tāmen suǒ lǐngdǎo de rénmín chuàngzào tiāntáng artinya pemimpin harus dapat ciptakan surga bagi rakyat yang dipimpinnya.
Dalam dunia pewayangan Ada sebuah kisah Semar Membangun Kahyangan, ide Semar ini di ceritakan kepada anak-anak nya, dan Semar tugaskan Petruk untuk sampaikan kepada para Pandawa di Amerta
Kemudian Petruk melaksanakan tugas Semar sampaikan pesan Semar kepada Pandawa.
Ketika Werkudara nama lain dari Bima Mendengar pesan dari Petruk, membuat Bima tidak percaya kemudian disadarkan Yudhistira, bahwa Semar adalah dewa yang mengejawantah ke bumi, tetapi Sangkuni ketawa mendengar pesan Petruk, akhirnya terjadi debat kusir Petruk dengan Sangkuni. Membuat Bima mengeluarkan ajiannya berupa angin hingga membuat Sengkuni keluar dari Istana.
Petruk sujud kepada Bima untuk mengucapkan terimakasih karena Bima sudah menolong diri nya.
Tetapi Bima memberikan penjelasan kenapa dirinya mengeluarkan ajiannya membuat Sangkuni keluar dari istana. Bima berkata ""Lihatlah apakah sopan berkelahi di depan para pemimpin yang datang? Sungguh tidak sopan dilihat, berseragam mewah tapi berkelahi disaksikan rakyat’’ kata Werkudara."
Akhirnya Yudhistira membawa adik adiknya datang bertemu dengan Semar untuk mendapatkan penjelasan dari Semar apa tujuan dari membangun Kahyangan Kahyangan.
Sesampainya di tempat Semar akhirnya Semar menjelaskan membangun Kahyangan.
Semar menjelaskan berawal dari kegelisahan Semar akan nasib rakyat di Amerta yang semakin sengsara. Ia pun berpikir dan mencari jalan keluar, salah satunya yaitu Semar ingin membangun khayangan. Namun, khayangan yang dimaksud Semar bukanlah bangunan yang megah dengan segala isinya, melainkan mental dan jiwa para Pandawa atau pemimpin yang diibaratkan Semar dengan nama Khayangan. Semar mengharapkan para Pemimpin di Kerajaan Amerta memikirkan nasib rakyat nya.
"Semar Bangun Kayangan mengandung makna dalam bagi Pandawa yang tengah mencari ilmu kasepuhan. Semar menjelaskan makna ilmu sangkan paraning dumadi (asal-muasal dan tujuan hidup), jumbuhing kawula-Gusti(Penyelarasan antara tindakan hamba dengan kehendak Tuhan), manunggaling kawula-Gusti (bersatunya antara hamba dengan Tuhan), dan kasampurnaning dumadi (kesempurnaan hidup).
"Semar memiliki tujuan akan membangun kahyangan (jiwa)-nya Pandawa dengan syarat pusaka tiga macam, yakni: pertama, Jamus Kalimasada (lambang: pedoman hidup yang menggunakan tatanan); kedua, Payung Tunggulnaga (lambang: iman kepada Tuhan yang menjadi perlindungan hidup); ketiga, Tombak Karawelang (lambang: fokusnya cipta, rasa, dan karsa yang menjadi pusaka hidup ketika akan mencapai cita-cita luhur)
0 Komentar