Kab Bandung.Swara Jabbar com.-Keberhasilan pembangunan di setiap daerah tidak bisa terlepas dari peran pemuda sebagai agen perubahan, agen pembangunan dan agen pembaharuan.
Peran inilah yang kemudian membuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat di masa kepemimpinan Gubernur Ahmad Heryawan membuat Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 tahun 2016 Tentang Pedoman Pelayanan Kepemudaan.
Anggota Komisi III DPRD Jawa Barat Thoriqoh Nashrullah Fitriyah, saat
sosialisasi Perda Kepemudaan bersama Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM)
Kabupaten Bandung.
Menurutnya, meski perda ini membutuhkan perubahan sesuai dengan tantangan jaman, namun perda yang terdiri dari 12 bab dan 48 pasal ini harus terus disosialisasikan kepada para pemuda sebagai landasan bahwa negara hadir memberikan pelayanan terhadap pemuda dalam menghadapi bonus demografi hari ini.
"Karena ke depan yang akan memimpin dan menggantikan posisi kita itu para pemuda hari ini, ini akan berlangsung seperti ini secara natural secara alamiah," kata Thoriqoh.
"Kalau masalah perda ini masih cocok (kondisi hari ini) kalaupun harus ada perubahan, ya kita harus inovasi apa yang terbarukan sekarang yang kira-kira belum ada di perda itu," imbuhnya.(AP)
Thoriqoh menyebut bahwa perda ini lebih memfokuskan terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk mengarahkan terhadap kreatifitas anak muda dan minatnya terhadap wirausaha.
Oleh sebab itu, dirinya mengajak anak muda khususnya AMM untuk memanfaatkan bantuan-bantuan permodalan dari dari bank daerah milik pemerintah.
"Untuk mengakses permodalan itu juga ada di BUMD kita termasuk di kabupaten Bandung itu seharusnya bisa dimanfaatkan walaupun memang dari sisi persentase tidak banyak juga dibandingkan dengan jumlah pemuda," kata politisi PAN itu.
Sementara itu, Koordinator Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kabupaten Bandung, Feisal Kartapermana mengajak AMM untuk menyambut Indonesia Emas tahun 2045 mendatang dengan persiapan yang matang.
Pasalnya kata dia, yang mengisi jabatan-jabatan strategis di pemerintahan atau lembaga lainnya adalah anak muda hari ini. Oleh sebab itu, dirinya mengurai berbagai tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan Indonesia emas tahun 2045.
Tantangan pertama lanjut dia, AMM harus bisa membangun kapasitas SDM. Peningkatan kapasitas itu tentunya dengan akses pendidikan yang merata di setiap daerah dan rata-rata angka lama sekolah.
"Indikator Indonesia maju itu ketika adanya kesetaraan akses pendidikan. Menurut survei misalnya, dari 100 anak muda hanya 9 orang yang bisa mengakses perguruan tinggi, 25 orang yang lulus SMA dan 65 orang yang hanya lulus SMP. Hari ini bagaimana anak muda bisa membangun kapasitas SDM," kata Feisal.
Yang kedua lanjut dia, AMM harus membangun ruang keterampilan, ruang kreatifitas, ruang inovasi untuk bisa bersaing menyambut generasi emas.
"Kalau soft skill nya tidak diasah repot, kita akan kalah dalam pertarungan sosial itu. Maka harus dibangun kapasitas diri untuk menyambut Indonesia Emas 2045," kata Sekretaris PD Muhammadiyah Kabupaten Bandung itu.
Terakhir lanjut Feisal, tantangan perubahan iklim yang harus diantisipasi oleh anak muda. Jika memilih sebagai kaum rebahan maka sudah pasti Indonesia emas tidak akan bisa diraih.
"Kalau hari ini jadi kaum rebahan, maka yang mengisi jabatan strategis itu yang tidak paham dengan visi negara. Ada waktu 23 tahun untuk mempersiapkan diri," pungkasnya. (AP)
0 Komentar