Bharatayudha


Bandung.Swara Wanita Net.


Oleh Jeremy Huang Wijaya

Mencius filsuf Tiongkok China berkata Manusia terlahir dengan Kodrat Baik.
Kita semua sudah pernah membaca buku Bharatayudha, perang antara Kurawa melawan Pandawa.
Dari Bharatayudha kita belajar figur per figur.
Bharatayudha terjadi karena Hasutan Sangkuni. Sejak awal Sangkuni memiliki rencana untuk mengadu domba keturunan Prabu  Pandu dengan Prabu Destarastra, karena Sangkuni  memiliki sakit hati dengan Pandu dan Destarastra. Inilah bahaya orang yang sakit hati menghancurkan kehidupan yang damai.
       Dari Perang Bharatayudha kita dapat belajar dari Bhisma cinta tanah air.
       Dari Perang Bharatayudha kita belajar dari Kresna diplomatik ulung dan dapat mengayomi, membimbing Pandawa.        Empu Sedah dan Panuluh penulis Baratayuda Versi Jawa tahun 1157. Tokoh Semar Petruk Gareng Bagong muncul dalam Bharatayudha versi Jawa untuk mengingatkan bahwa kehidupan itu jangan takabur, jangan berbuat zolim kepada sesama. Jangan menindas rakyat kecil, kebenaran akan selalu menang, Bharatayudha juga mengajarkan cinta damai, nafsu kekuasaan membuat kehancuran.
"Perang Bharatayudha terjadi dalam 18 hari, adapun rincian mengenai pecahnya perang Baratayuda adalah sebagai berikut.

Perang Bharatayudha hari ke-1: peristiwa ini bisa dianggap oleh pihak Kurawa;
Perang Bharatayudha hari ke-2: keadaan mulai berimbang;
Perang Bharatayudha hari ke-3: situasi juga masih berimbang dan masing-masing kubu tidak ada yang gugur;
Perang Bharatayudha hari ke-4: mengisahkan delapan saudara Duryudana gugur, mereka dibunuh oleh Werkudara;
Perang Bharatayudha hari ke-5: Setyaki gugur di tangan Burisrawa;
Perang Bharatayudha harit ke-6 dan ke-7: belum juga ada tokoh penting yang gugur;
Perang Bharatayudha hari ke-8: di pihak Pandawa yang gugur Bambang Wijanarka, putra Arjuna;
Perang Bharatayudha hari ke-9: tidak ada tokoh utama yang gugur;
Perang Bharatayudha hari ke-10: Maha Senopati Bisma roboh, ketika berhadapan dengan Srikandi yang dibantu oleh Arjuna;
Perang Bharatayudha hari ke-11: kubu Astina memilih Resi Durna sebagai Maha Senopati menggantikan Bisma, Durna gugur di tangan Trustha Jumena;
Perang Bharatayudha hari ke-12: dua orang adik Sengkuni, yakni Arya Sarabasanta dan Arya Gajaksa tewas dibunuh oleh Arjuna;
Perang Bharatayudha hari ke-13: para putra Arjuna yang gugur di antaranya Bambang Sumitra, Brantalaras, dan Abimanyu;
Perang Bharatayudha hari ke-14: kubu Kurawa kehilangan Jayadrata gugur oleh Arjuna;
Perang Bharatayudha hari ke-15: Gatotkaca sebagai senopati Pandawa gugur terkena senjata Kunta Wijayandanu milik Basukarna;
Perang Bharatayudha hari ke-16: Adipati Basukarno sebagai Maha Senapati menggantikan Drona, tetapi Basukarna gugur di tangan Arjuna;
Perang Bharatayudha hari ke-17: Prabu Salya gugur di tangan Puntadewa;
Perang Bharatayudha hari ke-18: hari itu merupakan hari yang terakhir dalam Perang Bharatayudha;"

Posting Komentar

0 Komentar