Kediri.Swara Wanita Net.-Keluarga Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno meyakini Bung Karno lahir di Jombang, keyakinan ini disampaikan pada saat diskusi kebangsaan seiring Selamatan Hari Lahir Bung Karno dan Selamatan Pergantian Nama Koesno menjadi Soekarno yang digelar di Persada Sukarno Ds. Pojok Kec. Wates Kab. Kediri. Rabu malam (05/06/2024).
Ketua Harian Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kediri mengatakan selain berdasarkan keterangan keluarga, data tulisan tangan ayah Bung Karno, juga berdasarkan pengakuan dari dua Putri Bung Karno yaitu Sukmawati dan Rahmawati.
“Sejak dahulu orang tua kami, RM. Suharyono menceritakan kalau Bung Karno lahir di Jombang. Kemudian keterangan keluarga Ndalem Pojok ini sesuai dengan tulisan tangan Raden Sukeni ayah Bung Karno, yang mencatat Soekarno lahir pada 06 Juni 1902 bukan 1901, dan saat itu beliau sudah pindah ke Jombang bukan di Surabaya,” jelas R. Kushartono
Menurut Kus, tulisan tangan orang tua tentu lebih akurat dari pada akte yang dikeluarkan pemerintahan Belanda pada kala itu, atau catatan Laiden.
*Coba kalau kita pegang dua data catatan kelahiran berbeda, satu catatan orang tua, dua catatan sipil. Kira-kira mana yang paling akurat? Mungkinkah seorang ayah sengaja merubah tanggal lahir anaknya sendiri dalam buku catatan hariannya? Sementara untuk catatan sipil sangat mungkin kalau ada yang salah ketik,” terangnya.
Kus, menegaskan hanya menyampikan pendapat Ndalem Pojok.
“Ya terserah, saya hanya menyampaikan keyakinan keluarga Ndalem Pojok. Sekarang kita lebih percaya pada catatan tulisan tangan orang tua kita sendiri, atau dokumen negara asing yang kala itu menjajah bangsa kita? Soalnya ini kalau saya teruskan akan panjang, mengutip penelitian Juri Lina dalam buku Architects of Deception" tiga cara untuk menghancurkan suatu bangsa, salah satunya kaburkan sejarah,” terang Kus.
Hasil diskusi yang dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Lahir Bung Karno ini berjalan cukup lancar, pernyataan mengalir dari peserta dengan tertib. Tampak siapa yang bertanya diberi hadiah.
“Semua peserta yang bertanya kita beri hadiah, bukan soal hadiahnya tapi sebagai penghargaan agar diskusi berjalan interaktif,” pungkas Ermawati panitia Harlah Bung Karno.*
0 Komentar