Capital Flights


Bandung.Swara Wanita Net.-


Oleh Jeremy Huang

Kondisi perekonomian dunia yang tidak menentu, terlalu banyak nya aneka pajak, lemahnya pengawasan dalam hal penggunaan APBN, dan maraknya dugaan kasus korupsi yang tidak terselesaikan, naiknya harga harga barang mengakibatkan inflasi, ketika inflasi tinggi dapat mengakibatkan Capital  Flight,
Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan beberapa hari yang lalu melaporkan ribuan triliun asal Indonesia ditransfer ke luar negeri selama semester I tahun 2024 , mayoritas duit dari Indonesia masuk ke Singapura, kemudian ke AS, China, Hongkong, Inggris, Jepang hingga Korea Selatan.
     PPATK dalam catatan nya melaporkan yang ditransfer ke Singapura mencapai Rp 3
595, 95 Triliun, AS 781,8 triliun, dan China sebesar 466,1 Triliun.
     PPATK melaporkan Januari 2024 sejumlah 221,15 triliun, Februari 2024 sejumlah 194 triliun, Maret 2024 naik jadi 195 triliun, Selanjutnya, pada bulan April 2024 terjadi lonjakan transfer dana ke Singapura yang naik cukup signifikan menjadi Rp923,6 triliun. Lonjakan transfer dana ke Singapura (outgoing) juga terjadi pada bulan Mei yang mencapai Rp1.792,5 triliun. Sementara itu, pada Juni 2024, terjadi penurunan transaksi menjadi hanya sebesar Rp200,6 triliun"
      Capital flight adalah eksodus aset uang yang berisiko menimbulkan kebangkrutan. Capital flight adalah hal umum yang bisa terjadi di dunia bisnis, tetapi dapat meningkatkan risiko kebangkrutan usaha dan melemahkan perekonomian negara. Capital flight biasanya terjadi ketika ada kekhawatiran atau ketidakpastian yang melanda perekonomian dan politik suatu negara. Penyebab lain terjadinya capital flight yaitu inflasi yang berimplikasi pada ketidakpercayaan investor untuk menanamkan modalnya di suatu negara. Apabila terjadi inflasi, maka pemilik modal akan menanamkan modalnya di luar negeri sehingga akan menyebabkan peningkatan capital flight.

Posting Komentar

0 Komentar