PROGRAM KETAHANAN PANGAN DAN MAKAN BERGIZI AKANKAH BERHASIL?


PROGRAM KETAHANAN PANGAN DAN MAKAN BERGIZI AKANKAH BERHASIL?

Menarik sekali menyimak tayangan Dialog Program Ketahanan Pangan di Metro TV Pukul 19.30 Wib  yang melibatkan Polisi Republik Indonesia sebagai penggerak utama dengan membentuk Gugus Tugas Ketahanan Pangan (Selasa 03/12/2024).  

Memang Ketahanan Pangan menjadi salah satu prioritas utama pemerintah saat ini. Pidato perdana Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto  menekankan bahwa Ketahanan Pangan merupakan langkah strategis untuk menjamin kesejahteraan dan kemandirian bangsa di tengah tantangan global yang terus berkembang.

Presiden juga  mengajak seluruh pemimpin dan masyarakat untuk bekerja sama demi suksesnya ketahanan pangan dan kesejahteraan nasional.  “Ini adalah masa depan bangsa, dan kita semua harus terlibat dalam membangunnya,” ujar Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato perdananya di Gedung MPR.

Dialog Ketahanan Pangan di TV Nasional ini menghadirkan dua nara sumber Brigjen Pol Langgeng Purnomo Karobinkar SSDM Polri sekaligus Wakil Kepala Posko Gugus Tugas Polri untuk Ketahanan Pangan  dan Inspektur Investigasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Kurniawan Affandi.
Menurut hemat saya, ada tigal hal  menarik dari paparan Wakil Kepala Posko Gugus Tugas Polri untuk Ketahanan Pangan,  Brigjen Pol Langgeng Purnomo.  
Pertama Program Ketahanan Pangan bertujuan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia, utamanya rakyat miskin. Kedua, Program Ketahanan Pangan untuk menunjang makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia  agar menjadi generasi yang sehat dan cerdas. Ketiga Program Ketahanan Pangan untuk mendukung Indonesia sebagai lumbung pangan dunia ditengah ancaman krisis pangan dunia.

Ini adalah program yang sangat luar biasa,  sebab jika  kita cermati tiga hal yang disampaikan Brigjen Pol Langgeng Purnomo ini merupakan tujuan utama berdirinya Negara Kesatuan Republik Indoneisa. Hal ini  sebagaimana disebutkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Logika sederhana, jika tujuan negara yang sesuai dengan Pembukaan  UUD 1945 telah tercapai maka dari kaca mata UUD 1945 dapat disimpulkan Pemerintah dibawah pimpinan Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto  telah berhasil membangun bangsa dan negari ini.

Bahkan mungkin bukan hanya tujuan nasional Indonesia tapi juga tujuan internasional  Indonesia. Mengingat ditengah ancaman krisis pangan dunia merujuk data Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Food and Agriculture Organization (FAO) mencacat sebanyak 58 negara kelaparan, 725 juta penduduk dunia kekurangan gizi. Maka jika Indonesia bisa benar-benar menjadi lumbung dunia tidak mustahil hal ini akan menjadi pintu masuk Indonesia menjadi lumbung perdamian dunia. Sebagaimana cita-cita para pendiri bangsa dalam Pembukaan  UUD 1945 tersebut.

Untuk itu  sudah selayaknya  jika Presiden Prabowo Subianto perlu mengajak seluruh pemimpin dan masyarakat untuk mensukseskan. Termasuk Polri ikut terjun dengan membentuk Gugus Tugas Ketahanan Pangan.

Namun demikian kami ada pertanyaan yang mengganjal dalam hati.  Sebaik apapun sebuah program. Apakah itu Program  Revolusi Mental, Program Pemberantasan Korupsi, Program Pengentasan kemiskinan, Program Food Estate ataupun Program Ketahanan Pangan jika tanpa didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni, jujur dan amanah maka program bisa hanya tinggal program. Indah  dalam perencanaan tapi tak indah dalam kenyataan.

Mohon maaf, bila kita berkaca dari peristiwa yang sudah berlalu, bagaimana penyalahgunaan wewenang di negeri ini masih banyak terjadi, kabar korupsi juga masih belum berhenti. Kasus Korupsi BTS 4G di Kominfo, Kasus Syahrul Ya…
Seandianya tak ada penghapusan sifat-sifat penjajahan, sifat rakus, akankah Program  Ketahanan Pangan ini sukses?

Dan jika tak ada Rasa Cinta Tanah Air Indonesia  apakah Program Ketahanan Pangan Presiden  bisa berhasil?


Posting Komentar

0 Komentar