Karma Politik
Oleh Jeremy Huang Wijaya
Karma adalah akibat dari perbuatan seseorang dalam kehidupan nya, jika seseorang itu berbuat baik maka akan mendapatkan hasil yang baik. Jika kita berbuat yang buruk maka hasilnya tidak baik. Karma juga dapat diartikan sebagai sebab akibat.
Terkadang, seseorang bisa mencapai banyak keberhasilan walaupun usaha yang mereka lakukan sangat kurang. Begitu juga orang lain yang mungkin tidak bisa mencapai keberhasilan yang baik walaupun sudah bekerja keras dengan maksimal. Untuk kasus seperti itu, kita pastinya pernah mendengar banyak orang yang berkata bahwa seseorang memiliki karma masa lalu yang baik ataupun yang buruk.
Dalam dunia pewayangan kita mengenal sosok Sengkuni, pekerjaan yang di lakukan adalah menghasut keponakan keponakan nya dan memfitnah lawan lawan politik nya, sehingga keponakan keponakan nya dapat naik tahta, dan Sengkuni mendapat jabatan sebagai penasihat kerajaan. Judi Dadu adalah usulan dari Sengkuni untuk menyingkirkan Pandawa dari kerajaan Hastinapura.
"Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sengkuni merupakan tokoh wayang yang melambangkan orang yang pandai bicara dan banyak akal, tetapi suka memfitnah, menghasut, dan mencelakakan orang lain.
"Dalam kisah pewayangan, ketika perang bharata yudha karma perbuatan yang diterima oleh Sengkuni yaitu mulut dan dubur Sengkuni dirobek oleh Werkudara dengan menggunakan Kuku Pancanaka. Kematian dengan kuku tersebut ditafsirkan secara filosofis, antara lain"
Kuku adalah hal yang sepele dan kecil dapat membuat perbuatan besar dan hal yang kecil dapat menghancurkan yang besar.
Kuku yang kecil dapat merobek mulut.
Mulut Sengkuni selama ini di gunakan untuk memfitnah, menghasut, menjatuhkan, dan menghancurkan karier hidup seseorang, maka karma yang di dapat kan Oleh Sengkuni mulut nya robek (disobek) oleh kukunya Werkudara.
Kita juga pasti ingat kisah Ken Arok yang menggunakan keris Mpu Gandring untuk membunuh Empu Gandring dan Tunggul Ametung, mendapatkan tahta kedudukan sebagai Raja Singosari, akhirnya Ken Arok dan anaknya mati terbunuh oleh Keris Empu Gandring.
Dari kedua kisah ini Kita belajar untuk hati hati dalam perbuatan, jangan sampai kita mendapatkan karma yang buruk dari perbuatan kita seperti Sengkuni dan Ken Arok
0 Komentar